Pakar Harap Pemerintah tidak Terburu-Buru Umumkan Soal Akhir Status Pandemi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan adanya peluang bahwa pandemi Covid-19 akan berakhir pada bulan Maret 2023 mendatang. Menanggapi pernyataan presiden, epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman turut optimistis bahwa pandemi Covid-19 bisa dinyatakan berakhir pada kuartal pertama tahun 2023. Namun, menurut Dicky, kemungkinan tersebut hanya bisa tercapai asalkan jumlah kasus positif Covid-19 tidak mengalami pelonjakan. Selain itu, vaksinasi ketiga atau booster juga harus terus digencarkan hingga mencapai cangkupan 90 persen sebelum pandemi ini dinyatakan berakhir.

Dicky memprediksi lonjakan kasus Covid-19 bakal terjadi hingga akhir Januari 2023 akibat banyaknya subvarian baru Omicron yang menyebar. Bagaimanapun, akhir dari status pandemi ini bukan berarti virus Covid-19 tidak ada sama sekali. Menurut epidemiolog UGM, dr. Riris Andono Ahmad, MPH, Ph.D, virus tersebut akan tetap ada di tengah masyarakat. Hanya saja, tingkat keparahannya tidak lagi menjadi ancaman kesehatan yang serius. Oleh karena itu, instruksi Presiden Jokowi yang meminta Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin untuk berkonsultasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai status pandemi Covid-19 pada bulan Oktober lalu dianggap terlalu terburu-buru. Hingga saat ini, kebijakan mitigasi Covid-19 dan juga perilaku masyarakat Indonesia masih dinilai kurang siap untuk menyambut berakhirnya status pandemi Covid-19.

Masyarakat belum sepenuhnya disiplin dalam melakukan 5M (mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas). Oleh karena itu, pemerintah hendaknya menerapkan kebijakan agar masker bisa menjadi budaya baru di masyarakat. Tak hanya itu saja, Pemerintah Indonesia sebaiknya terlebih dahulu memastikan cukup atau tidaknya suplai vaksin booster yang tersedia di berbagai daerah. Belum lagi, edukasi tentang pentingnya vaksinasi kepada masyarakat juga masih menjadi PR besar hingga saat ini. Sampai sekarang, capaian vaksinasi Covid-19 dosis pertama hanya 87,5 persen dan vaksinasi dosis kedua 73,41 persen. Adapun masyarakat yang sudah mendapat vaksin doksis ketiga atau booster baru 28,21 persen, yang mana masih jauh dari target vaksinasi untuk mengakhiri status pandemi yang dikemukakan oleh Dicky Budiman.

Search