Harga bahan pangan terus melesat akibat lonjakan harga komoditas maupun efek perang Rusia- Ukraina. Jika harga bahan pangan tak kunjung reda, pabrikan makanan olahan bersiap menaikkan harga jual lagi demi mengimbangi lonjakan harga bahan baku.
Sebagai gambaran, harga bahan pangan seperti gandum, kedelai dan jagung di pasar global terus naik. Harga gandum, bahan baku utama terigu, misalnya, kemarin naik lagi 5,35% menjadi US$ 9,75 per bushel (1 bushel=27,2 kg). Ini adalah harga tertinggi gandum sejak Februari 2008.
Harga kedelai juga menanjak ke level US$ 17,04 per ton di bursa Chicago atau naik 20,18% dalam setahun terakhir.Harga tersebut, juga merupakan posisi tertingginya sejak Agustus 2012. Harga komoditas lainnya seperti jagung, gula, kopi, beras, daging dan unggas juga kompak menguat.
Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) mengakui dampak perang Rusia-Ukraina menyebabkan tren harga gandum dunia kembali naik. Direktur Eksekutif Aptindo, Ratna Sari Loppies menyatakan, tren kenaikan harga gandum global sudah terjadi sejak awal pandemi Covid-19. Efek kenaikan harga gandum membawa dampak kepada produsen terigu di Indonesia. Menurut Ratna, setiap pelaku usaha berusaha memacu efisiensi dan inovasi untuk meningkat kan produktivitas dan menekan biaya produksi. Aptindo memproyeksikan, dibandingkan akhir 2021, harga terigu tahun ini naik 7%-8%. Aptindo terus menjaga kestabilan harga terigu menjelang hari raya tahun ini.
Produsen makanan ikut merasakan dampak kenaikan harga bahan pangan. Direktur PT Siantar Top Tbk (STTP), Armin menyebutkan, fluktuasi harga gandum tidak bisa dihindari setiap perusahaan. “Kami menyikapi kondisi ini dengan perhitungan di semua pos biaya. Kalau memang sifatnya temporer, kami harus tetap jalan. Kalau harganya sudah mengenai batas margin, mungkin kami atur strategi lagi, termasuk potensi penyesuaian harga jual produk,” ungkap dia, kepada KONTAN.
Armin mengaku STTP pernah mengimpor gandum dari Ukraina. Sekarang, impor gandum STTP didominasi dari Australia. Gandum maupun turunannya seperti tepung terigu merupakan bahan baku pembuatan sejumlah produk Siantar Top seperti mi instan, biskuit dan wafer.
Bukan hanya gandum, tren kenaikan harga kedelai global juga turut menjadi perhatian pengimpor komoditas tersebut. Namun sejauh ini belum ada kesulitan operasional yang ditemui para importir kedelai asal Indonesia. Direktur Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) Hidayat bilang, kenaikan harga kedelai global sudah terjadi sejak tahun lalu dan masih berlangsung hingga kini. Mau tidak mau harga kedelai di pasar domestik juga ikut naik.