Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal masih berlanjut di Indonesia pada 2025, dengan tiga pabrik di Kabupaten Tangerang, Subang, dan Bandung bersiap melakukan PHK signifikan. Industri alas kaki dan tekstil menjadi sektor yang terdampak, dengan pabrik di Tangerang merencanakan PHK terhadap 2.400 pekerja, sementara dua pabrik lainnya di Subang dan Bandung akan tutup, mem-PHK masing-masing 750 dan 900 pekerja. Penyebab utama adalah menurunnya permintaan buyer dan produk yang tidak laku di pasaran.
Presiden KSPN, Ristadi, mengungkapkan angka PHK bisa lebih besar dari laporan resmi karena banyak perusahaan memilih tidak melapor. Ia juga mengkritik lemahnya respons Kementerian Ketenagakerjaan dan dinas terkait dalam menangani kasus PHK, yang kerap dipengaruhi faktor politis, terutama menjelang pemilihan kepala daerah. Hal ini menyebabkan data pemerintah seringkali lebih rendah dari kondisi nyata di lapangan.