Pabrik Sepatu Nikomas Rancang Pengunduran Diri 1.600 Karyawan

Imbas dari kondisi ekonomi global yang tengah terguncang, produsen sepatu-sepatu bermerek dagang terkenal, PT Nikomas Gemilang melakukan penawaran pengunduran diri pada 1.600 karyawannya. “[PT Nikomas] mereferensikan diri secara sukarela dengan ada pembayaran paket. Ya namanya rela kalau ada yang tidak mau ya gak papa kan,” ungkap Anggota Dewan Pembina Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Anton Joeneos Supit. Namun, Anton tidak mengetahui secara pasti kapan perusahaan yang beralamat di Cikande, Serang ini mulai melakukan PHK secara sukarela terhadap 1.600 karyawannya.

Anton mengungkap, terpuruknya kondisi ekonomi di Eropa dan negara adidaya Amerika Serikat, termasuk dampak dari peran Rusia-Ukraina berperan dalam hal ini. Peringatan yang berdampak pada penurunan kemampuan perusahaan untuk bertahan. “Resesi negara Eropa sana dan Amerika, akibatnya order yang jatuh ke pabrik itu drop sangat drastis,” tambah Anton. Anton menyatakan, meskipun Nikomas melakukan PHK pada ribuan karyawannya, namun tidak ada yang salah dengan komoditas sepatu ataupun perusahaannya. Lantara kondisi penyebabnya juga dirasakan banyak perusahaan dari banyak sektor. “Ini bukan komoditasnya atau perusahaannya ada masalah, bukan itu, tapi itu satu gejala umum dan ini hanya sementara, dan jangan bayangkan bisnis sepatu di Indonesia sudah tidak cocok, itu masih sangat menarik,” tegas Anton.

Menurutnya, Nikomas adalah perusahaan yang sehat dan merupakan eksportir sepatu terbesar. Apalagi sebelumnya, karyawannya berjumlah lebih dari 100. 000 orang. Kondisi ini menggambarkan siatuasi perekonomian yang mampu mendukung perusahaan besar. Apalagi menurut Anton, Nikomas tidak sendirian, banyak perusahaan dari berbagai sektor yang juga melakukan pemangkasan karyawan demi mempertahankan perusahaan. “Nikomas itu menurut saya juga kecil, ada yang lebih besar, bukan urusan sepatu yang jelek, sementara karena ada kelemahannya pasar eropa dan pasar amerika, begitu normal kembali, naik lagi itu,” pungkas Anton.

Search