Opium Afghanistan Merajalela di Rezim Taliban

Jumlah budidaya opium di Afghanistan meningkat pesat sejak rezim Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus 2021 lalu. Dalam laporan kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) pada Selasa (1/11), disebut bahwa tanaman narkotika itu meningkat 32 persen dari tahun sebelumnya menjadi 233.000 hektar. Budidaya narkotika ini terus berpusat di bagian barat daya Afghanistan yang menyumbang 73 persen, diikuti oleh provinsi-provinsi Barat yang menyumbang 14 persen.

Afghanistan sebelum ini sempat melarang keras warganya menanam dan berjualan opium. Larangan itu tercantum dalam dekrit pemimpin tertinggi Taliban, Haibatullah Akhundzada, yang diumumkan saat jumpa pers Kementerian Dalam Negeri Afghanistan pada 3 April lalu. Namun, sejak dilarang, harga opium justru melonjak sehingga menguntungkan para petani. Panen di tahun ini pun disebut jadi yang paling menguntungkan sejak 2017. Karenanya, pendapatan para petani meningkat hingga tiga kali lipat dari semula USD 425 juta pada 2021 menjadi USD 1,4 miliar pada tahun ini. Jumlah itu disebut hanya mewakili sebagian kecil dari pendapatan yang dihasilkan dari produksi dan perdagangan dalam negeri.

Search