Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan peningkatan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar satu persen per tahun, dengan capaian tahun ini mencapai 66,46%, naik dari 65% tahun sebelumnya. Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, menyebut tantangan geografis dan kesenjangan akses internet menjadi hambatan, namun OJK tetap berkomitmen menyasar empat segmen utama yaitu perempuan, anak muda, masyarakat perdesaan, dan petani/peternak. Secara global, tingkat literasi keuangan Indonesia sudah melampaui rata-rata negara OECD yang hanya 61%.
Dalam acara literasi keuangan untuk mahasiswa di Universitas Brawijaya, Friderica menekankan pentingnya generasi muda memahami sistem keuangan agar mampu membangun ketangguhan finansial di era digital. Sementara itu, Sidharta Utama dari Badan Supervisi OJK mengingatkan bahwa kemudahan teknologi digital kerap mendorong masyarakat pada perilaku konsumtif, seperti penggunaan paylater atau investasi digital tanpa memahami risiko. Oleh karena itu, literasi keuangan yang kuat, khususnya dalam aspek keuangan digital, menjadi kunci untuk melindungi masyarakat dari potensi kerugian, termasuk judi online dan pinjaman ilegal.