Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organization for Economic Cooperation and Development/OECD) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,7 persen pada 2022. Proyeksi ini turun dari sebelumnya yang sebesar 5,2 persen pada rilis Desember 2021.
Dalam laporannya, OECD menyebutkan untuk kelompok pengeluaran satu-satunya yang akan mengalami kontraksi adalah konsumsi pemerintah sebesar 6,3 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran lainnya, seperti konsumsi rumah tangga diproyeksi 5,3 persen dan investasi 3,8 persen. Ekspor dan impor diprediksi tumbuh dobel digit di tahun ini, yakni masing-masing 13,1 persen dan 11 persen. Namun secara garis besar OECD menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih baik dari realisasi tahun lalu yang tercatat 3,7 persen.
Hal ini didorong oleh penurunan kasus covid-19 di Indonesia yang memberikan dampak pada pulihnya permintaan domestik serta pariwisata yang perlahan mulai bangkit dan dibuka oleh pemerintah. OECD juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3 persen dari sebelumnya 4,5 persen pada laporan Desember.