Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi menguat seiring dengan data ekonomi AS yang lebih lemah dari perkiraan. Investor juga memantau pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada Jumat (3/5/2024), rupiah ditutup menguat 0,63% ke Rp16.083 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,04% ke 105,25. Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra mengatakan rilis data tenaga kerja AS Non Farm Payrolls, pendapatan rata-rata per jam, dan tingkat pengangguran pada April 2024 menunjukkan hasil dengan angka yang lebih buruk dari bulan sebelumnya. Rilis data pekerjaan Amerika Serikat (AS) pada April 2024 tumbuh lambat jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 175.000 pekerjaan atau turun dari sebelumnya sebesar 315.000 penambahan pekerjaan baru.
Sementara itu, tingkat penggangguran AS 2024 naik ke level 3,9% berada di atas ekspektasi dari periode sebelumnya. Ini mendorong pelemahan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya dan mungkin terbawa ke awal pekan dan bisa memicu kembali penguatan rupiah terhadap dolar AS. Terlebih, dengan dorongan pelemahan dolar AS karena pernyataan The Fed pasca rapat kebijakan moneter yang dianggap tidak hawkish karena Ketua The Fed Jerome Powell tidak mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuannya tahun ini.