Netanyahu Akui Bunuh Bos Hizbullah sampai Risiko Perang Israel-Iran

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengakui pemerintahan dia menghabisi pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dalam serangan udara di Ibu Kota Lebanon, Beirut, pada 27 September lalu. “Kami melenyapkan Nasrallah dan petinggi Hizbullah, kami melenyapkan komandan pasukan khusus Radwan (Ibrahim Aqil) yang berencana menyerang Galilea,” kata Netanyahu. Dalam pengakuannya itu, Netanyahu menyebut Nasrallah selalu mengejek Israel dan menyebut negara Zionis itu sebagai jaring laba-laba.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengakui Israel ‘babak belur’ usai Iran menghujani ratusan rudal ke negara itu pada pekan lalu. “Iran sudah dua kali meluncurkan ratusan rudal ke wilayah kami dan ke kota-kota kami, dalam salah satu serangan rudal balistik terbesar dalam sejarah,” kata Netanyahu. “Tak ada negara di dunia yang akan menerima serangan seperti itu terhadap kota-kota dan warganya, bahkan negara Israel pun tidak,” ujar Netanyahu.

Jika saling serang itu terus berlanjut, sejumlah pakar khawatir perang akan pecah di Timur Tengah dan agresi pasukan Zionis di Jalur Gaza jadi terpinggirkan atau bahkan tak terselesaikan. Sejumlah pakar mewanti-wanti Israel jika membalas serangan dan betul-betul perang melawan Iran. Koresponden urusan luar negeri The Guardian Andrew Roth mengatakan eskalasi dengan Iran bisa membuat Israel berada dalam posisi yang lebih berisiko. Pakar yang fokus soal program nuklir sekaligus analis citra satelit dari Channel NewsAsia (CNA) Decker Eveleth mengatakan Iran membuktikan mampu menyerang Israel dengan keras jika mereka mau.

Search