BPS melaporkan, neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada Agustus 2023. Hal ini merupakan surplus ke-40 secara berturut-turut sejak Mei 2020. Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, nilai surplus neraca perdagangan mencapai 3,12 miliar dollar AS pada Agustus 2023. Angka ini lebih tinggi 1,83 persen dari bulan sebelumnya (month to month/mtm), namun lebih rendah 2,65 persen dari tahun lalu (year on year/yoy). “Pada bulan Agusuts 2023 neraca perdagangan barang kembali tercatat surlplus sebesar 3,12 milair dollar AS dengan demikian neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 40 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” ujar dia, dalam konferensi pers, Jumat (15/9/2023). Surplus terbentuk dari nilai ekspor sebesar 22 miliar dollar AS dan nilai impor sebesar 18,88 miliar dollar AS. Keduanya mengalami penurunan secara tahunan. Sementara itu, jika dilihat berdasarkan jenis komoditasnya, surplus neraca dagang RI masih ditopang oleh surplus komoditas non migas. Tercatat komoditas non migas mengalami surplus sebesar 4,47 miliar dollar AS.
Sementara itu, komoditas migas masih mengalami defisit sebesar 1,34 miliar dollar AS. Amalia bilang, defisit itu utamanya disebabkan oleh komoditas minyak dan hasil minyak mentah. “Defisit neraca perdagangan migas ini lebih rendah daripada bulan lalu dan juga lebih rendah dari bulan yang sama tahun lalu,” katanya. Adapun dilihat secara kumulatif atau sejak awal tahun, nilai surplus neraca dagang Indonesia mencapai 24,34 miliar dollar AS. Nilai ini lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu sebesar 34,89 miliar dollar AS. “Atau lebih rendah sekitar 10,55 miliar dollar AS dibandingkan dengan periode Januari-Agusuts pada tahun sebelumnya,” ucapnya.