Neraca Pembayaran RI Melorot Kuartal I/2024, Pengusaha Ungkap Biang Keroknya

Kalangan pengusaha membeberkan biang kerok neraca pembayaran Indonesia pada kuartal I/2024 melorot. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani mengakui bahwa neraca pembayaran di Q1/2024 melemah dibandingkan Q4/2023 akibat banyaknya down-side risks. Salah satunya yaitu adanya Pemilihan Umum (Pemilu) di Q1/2024. Dia menyebut, adanya gejolak politik dari Pemilu telah menyebabkan arus investasi menjadi lebih terbatas karena ada ketidakpastian dalam berusaha. Khususnya pada aliran investasi asing yang sebenarnya telah mengalami pertumbuhan yang lambat sejak Q3/2023.

Selanjutnya, biang kerok lesunya neraca pembayaran lainnya adalah adanya pelemahan nilai ekspor. Meskipun neraca perdagangan barang masih mengalami surplus, namun Shinta menegaskan bahwa volume dan trennya kian menipis. Dia menilai, kinerja ekspor Indonesia pun secara agregat relatif stagnan bisa merujuk pada pertumbuhan ekspor secara tahunan yang kurang dari 5% sepanjang Q1/2024. Shinta menambahkan, adanya beban impor yang semakin berat juga akan mempersulit neraca perdagangan untuk membukukan surplus lebih besar. Alhasil, kata dia, neraca pembayaran juga akan sulit menjadi lebih baik.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, Selasa (21/5/2024), Bank Indonesia (BI) mencatat kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I/2024 mengalami defisit senilai US$6 miliar di tengah kondisi perlambatan ekonomi global. Secara terperinci, BI membukukan transaksi berjalan defisit US$2,2 miliar (0,6% dari PDB) akibat penurunan kinerja ekspor nonmigas yang terpukul pelambatan ekonomi global. Sementara transaksi modal dan finansial defisit US$2,3 miliar yang terdorong keluarnya modal asing pada pasar surat utang domestik. Alhasil neraca pembayaran Indonesia pada kuartal I/2024 defisit US$6 miliar.

Search