Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyampaikan, pembukuan surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai 2,48 miliar dollar Amerika Serikat (AS) pada Oktober 2024. Surplus ini terdiri dari surplus nonmigas sebesar 4,80 miliar dollar AS dan defisit migas sebesar 2,32 miliar dollar AS. Budi menjelaskan bahwa India, AS, dan Filipina menjadi penyumbang surplus perdagangan nonmigas terbesar selama Oktober 2024. Surplus terhadap India tercatat sebesar 1,56 miliar dollar AS, Amerika 1,52 miliar dollar AS, dan Filipina sebesar 0,80 miliar dollar AS.Sementara itu, secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia periode Januari-Oktober 2024 mencatatkan surplus sebesar 24,43 miliar dollar AS. Surplus tersebut dihasilkan dari surplus nonmigas sebesar 41,82 miliar dollar AS dan defisit migas sebesar 17,39 miliar dollar AS.
Lebih lanjut, Budi memaparkan kinerja ekspor kumulatif Indonesia periode Januari-Oktober 2024 yang mencatatkan kenaikan sebesar 1,33 persen dari Januari-Oktober 2023, yakni mencapai 217,24 miliar dollar AS.ementerian Perdagangan (Kemendag) juga mencatat total impor periode Januari-Oktober 2024 sebesar 192,81 miliar dollar AS.Perlu diketahui, berdasarkan negara asal, impor nonmigas Indonesia didominasi dari Tiongkok, Jepang, dan Singapura dengan nilai sebesar 9,02 miliar dollar dan pangsa sebesar 49,37 persen dari impor nonmigas Indonesia pada Oktober 2024. Adapun negara asal impor nonmigas dengan peningkatan nilai impor terbesar pada Oktober 2024 adalah Selandia Baru sebesar 248,82 persen, diikuti Myanmar sebesar 215,46 persen, Rusia sebesar 89,06 persen, Ukraina sebesar 85,61 persen, dan Uni Emirat Arab (UEA) sebesar 70,35 persen (MoM).