Imigran Rohingya yang terus masuk ke wilayah Aceh membuat banyak warga lokal terutama yang tinggal di wilayah pesisir barat resah. Di Kabupaten Bireuen, para nelayannya kini kompak turun ke laut untuk menghalau masuknya kapal-kapal yang membawa imigran Rohingya yang hendak masuk ke wilayahnya. Seperti dilakukan nelayan di Kecamatan Samalanga hingga Gandapura, sejak beberapa waktu lalu sampai kini mereka terus melakukan pengawasan dan patroli di laut.
Patroli laut ini berupaya mencegah agar tidak ada kapal yang mengangkut para pengungsi Rohingnya yang mendarat di Bireuen. Patroli ini oleh nelayan Bireuen ini dilakukan sambil mereka melaut. Ketua DPD Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Bireuen, Badruddin Yunus, menyampaikan hal ini, menanggapi banyaknya pengungsi Rohingya mendarat di Aceh, termasuk di Bireuen akhir-akhir ini. “Kalau mereka sudah mendarat, para nelayan tidak bisa mencegah lagi, para nelayan hanya mampu mencegah sebisa mungkin agar mereka tidak mendarat di kawasan Bireuen,” kata Badruddin.
Menurut keterangan sejumlah nelayan, kata Badruddin, hingga kini masih ada kapal yang diduga pengungsi Rohingya di laut lepas, keberadaan mereka dengan kapal terus dipantau ke mana arahnya. Mereka diinformasikan berada di zona bebas dan bergerak tidak jelas arahnya. Mantan Panglima Laot Bireuen menduga para pengungsi Rohingya akan terus menyasar kawasan pesisir Aceh untuk mereka mendarat. Pengalaman menangani para pengungsi yang mendarat sebelumnya, meski mereka ditolak warga, tapi tetap ada tempat penampungan.