Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi sepakat untuk mempercepat penyelesaian perundingan Indonesia-Europe Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA). Hal ini disepakati dengan Vice-President of the European Commission (HRVP) atau Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell di sela KTT ASEAN-EU di Brussel, Rabu (15/12) waktu setempat. Indonesia dan Uni Eropa sepakat untuk mengatasi berbagai permasalahan terkait sengketa perdagangan. Kedua pihak juga mendorong agar kesepakatan IEU CEPA dapat menjadi alternatif penyelesaian bagi permasalahan ekonomi, perdagangan, dan investasi di antara kedua pihak.
Sebelumnya, Presiden Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Belanda, PM Ceko, juga PM Swedia di sela-sela rangkaian KTT Peringatan 45 tahun Kemitraan ASEAN dan Uni Eropa. Dalam pertemuan bilateral tersebut, Jokowi menyoroti kebijakan Uni Eropa yang diskriminatif dan menghambat ekspor komoditas Indonesia. “Bapak Presiden mendorong agar negosiasi Indonesia-EU CEPA dapat segera dirampungkan. Saat ini, negosiasi sudah masuk ke putaran yang ke-12,” kata Retno.
Retno mengatakan, kebijakan baru yang menjadi perhatian Jokowi, yakni terkait deforestation-free commodities atau kebijakan bebas deforestasi terhadap sejumlah komoditas. Salah satu komoditas yang masuk dalam kebijakan bebas deforestasi ini adalah minyak sawit. Selain itu, dalam pertemuan ini, Jokowi juga menekankan pentingnya kerja sama transisi energi. Menurut Retno, Jokowi berharap kerja sama dalam konteks ‘Just Energy Transition Partnership’ dapat segera dijalankan. “Dan Indonesia akan segera menyiapkan design projects-nya,” kata Menlu Retno. Terkait kemitraan ASEAN dan Uni Eropa, Jokowi mengatakan, keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023 bersamaan dengan Presidensi Swedia di Uni Eropa pada semester pertama 2023. Jokowi mendorong penguatan sinergi kemitraan antara ASEAN-Uni Eropa.