Negara-negara Arab menolak pembentukan pasukan perdamaian internasional untuk Jalur Gaza saat agresi Israel ke Palestina kian brutal. Penolakan itu muncul ketika para pemimpin negara Arab hadir di Forum Doha, Qatar, pada 10-11 Desember. “Tak seorang pun dari wilayah ini [Teluk] akan menerima untuk mengerahkan pasukan [mengikuti] tank Israel. Ini tak bisa diterima,” kata Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, Rabu (13/12).
Al Thani juga menentang kekuatan internasional di Gaza dalam kondisi saat ini. “Kita tak boleh selalu membicarakan warga Palestina seolah mereka butuh penjaga,” lanjut dia. Rakyat Palestina diwakili Otoritas Palestina yang hanya menguasai sebagian Tepi Barat. Sementara itu, Jalur Gaza dikuasai kelompok perlawanan Hamas. Otoritas Palestina dan Hamas kerap bersaing dan berselisih, terutama soal kemerdekaan Palestina. Meski demikian, Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyed mengatakan Hamas tidak boleh dihapus.
Ia menegaskan bahwa Hamas “merupakan bagian integral dari mosaik politik Palestina.” Sementara itu, Al Thani membeberkan kebrutalan Israel “mempersempit peluang” gencatan senjata. “Ada tanggung jawab bersama di kita semua untuk menghentikan pembunuhan ini, untuk kembali ke meja perundingan guna menemukan solusi jangka panjang,” kata dia.