Ketertarikan masyarakat untuk beralih ke energi bersih menjadi sentiment positif bagi investor di bidang transisi energi. Minat ini perlu dibarengi dengan dukungan skema pembiayaan agar masyarakat dapat menggunakan energi terbarukan dalam keseharian. Meski demikian, program transisi energi harus disosialisasikan lebih gencar.
Tanggapan positif masyarakat itu terangkum dalam kajian yang disusun Litbang Kompas berjudul Siapkah Masyarakat? Bertransformasi dalam Penerapan Energi Baru Terbarukan, Ekonomi Digital, dan Investasi Hijau. Laporan (white paper) diserahkan Kompas kepada Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, di Jakarta, Rabu (19/10/2022), sebagai sumbangan gagasan untuk Presidensi G20.
Penelitian itu bersumber dari jajak pendapat yang dilakukan Litbang Kompas pada periode 16-19 September 2022 melalui panggilan telepon dengan penentuan sampel secara acak. Responden berjumlah 502 orang dari 34 provinsi.
Dari kajian tersebut, sebanyak 59,9 persen responden menyatakan tertarik beralih dari energi berbasis bahan bakar minyak ke energi bersih. Masyarakat juga sudah mengenal ragam sumber energi terbarukan. Sebanyak 65,5 persen responden mengetahui tenaga angin sebagai sumber energi terbarukan, tenaga air (60,7 persen), dan bioenergi (60,7 persen).
Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Hartanto Wibowo mengatakan, isi laporan terutama mengenai kesiapan masyarakat berpendidikan dan berpenghasilan lebih tinggi dalam hal transisi energi menjadi indikasi baik. Seiring Presidensi G20 Indonesia, hal itu menjadi momentum untuk menunjukkan Indonesia berkomitmen bertransisi energi.