Project Officier Migrant Care Jember Bambang Teguh Karyanto memaparkan tentang adanya pekerja migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Jember, Jawa Timur yang terpapar radikalisme. “Jumlah pekerja migran yang terpapar radikalisme secara nasional cukup banyak berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan di Jember juga ada,” katanya dalam kegiatan diskusi memperingati Hari Migran Internasional di Jember, Selasa (12/11/2023).
Menurutnya beberapa tahun lalu banyak pekerja migran Indonesia yang sengaja dijadikan kurir narkoba, kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO), scaming, serta judi daring atau online, kemudian terakhir pihaknya memantau ada yang terpapar paham ekstremisme atau radikalisme. “Penyebab pekerja migran itu mudah terpapar karena minimnya informasi yang didapat dan sering kali mereka bekerja di rumah tangga yang akses dan mobilitasnya terbatas,” tuturnya.
Bambang mengatakan persoalan keterpaparan radikalisme sebenarnya bisa menimpa siapa saja dengan latar belakang apapun dan pihaknya menemukan indikasi terpaparnya pekerja migran asal Jember, namun sedang dalam proses pendalaman informasi. Sementara Kepala Dinas Tenaga Kerja Suprihandoko mengatakan pihaknya akan membuat sebuah payung hukum berupa rancangan peraturan daerah (Raperda) untuk memberikan pelindungan pekerja migran Indonesia sejak berangkat, bekerja, dan setelah bekerja di negara tujuan.