Perusahaan raksasa teknologi global Microsoft melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 1.900 karyawan di divisi Activision Blizzard, Xbox, dan ZeniMax. Dikutip dari The Verge, pemotongan ini mencapai 8% dari keseluruhan divisi Microsoft Gaming yang memiliki total sekitar 22.000 karyawan. Tindakan efisiensi ini dilakukan hanya tiga bulan sejak Activision, Blizzard, dan King diakuisisi Microsoft. CEO Microsoft Gaming Phil Spencer mengatakan tindakan ini dilakukan untuk menyelaraskan strategi untuk mendukung pertumbuhan bisnis. Pasalnya, dengan adanya akuisisi, ada sejumlah bidang yang tumpang-tindih. Tindakan ini diputuskan secara bersama-sama dengan anggota tim dari Activision, Blizzard, dan King.
Phil mengatakan bahwa ke depannya, perusahaan akan terus berinvestasi kepada bidang yang menguntungkan. Selain itu, Microsoft juga akan menghadirkan lebih banyak game ke lebih banyak pemain di seluruh dunia. Bersamaan dengan kabar PHK itu, Presiden Blizzard Mike Ybarra juga memutuskan untuk meninggalkan perusahaan. Oleh karena itu, Microsoft berencana menunjuk presiden Blizzard baru minggu depan. Diketahui, ini bukan pertama kali Microsoft melakukan PHK. Dalam tiga tahun terakhir, Microsoft sudah 5 kali melakukan PHK pada karyawannya. PHK yang terbesar terjadi pada Januari 2023 yang berdampak pada 5% atau 10.000 karyawan. Pemotongan juga terjadi hanya beberapa minggu setelah CEO Microsoft Satya Nadella memperingatkan tantangan dua tahun ke depan untuk industri teknologi. Nadella mengakui Microsoft tidak kebal terhadap perubahan global dan berbicara tentang perlunya perusahaan teknologi menjadi efisien. “Kami memang mengalami banyak percepatan selama pandemi, dan ada sejumlah normalisasi permintaan itu. Dan di atasnya, ada resesi nyata di beberapa bagian dunia,” kata Nadella.