Mesir dan Yordania Klaim Sukses Bujuk Trump Batalkan Relokasi Gaza

Mesir dan Yordania yakin berhasil membujuk Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk tidak memindahkan warga Palestina dari Gaza. Mesir juga mendapat dukungan dari Trump untuk membangun kembali wilayah Gaza. “Ini akan menjadi rencana Mesir yang diadopsi dan didukung oleh negara-negara Arab,” kata salah seorang pejabat Mesir. Pejabat tersebut mengungkapkan bahwa kunjungan Raja Abdullah II dari Yordania ke Washington DC sangat penting untuk meyakinkan Trump agar membatalkan rencananya merelokasi warga Palestina dari Gaza.  Dalam pertemuan tersebut, Raja Abdullah II tidak mengkonfrontasi Trump secara terbuka mengenai usulannya untuk mengambil alih Jalur Gaza.

Akan tetapi, raja memperingatkan Presiden AS tersebut bahwa ia dapat memicu ekstremisme dan menyebabkan jatuhnya pemerintah pro-AS di seluruh wilayah tersebut. Cairo dan negara-negara Arab lainnya memandang hasil pertemuan Abdullah sebagai sebuah kemenangan. Pasalnya, seruan Trump agar AS mengambil alih Jalur Gaza dan menggusur penduduk Palestina secara paksa memicu kekecewaan negara-negara Arab yang menjadi mitra AS. Mereka khawatir akan reaksi masyarakat terhadap usulan tersebut dan meluasnya perang Israel di Gaza.

Lebih lanjut, Mesir dianggap mampu memanfaatkan momentum pertemuan Abdullah untuk mendapatkan kepercayaan Trump menjadi aktor utama di Gaza, yang berhasil menegosiasi agar Hamas melepaskan enam tawanan hidup-hidup pada Selasa (18/2/2025). Pada Kamis (20/2/2025), Presiden Mesir Abdel Fattah El Sisi dikonfirmasi akan melakukan perjalanan ke Riyadh, Arab Saudi, untuk membahas rencana Mesir terhadap pemerintahan Gaza pasca-perang.

Search