Sejak dilantik pada Minggu (20/10/2024) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, arah kebijakan pertahanan nasional menjadi salah satu sektor paling progresif di bawah kendali Prabowo. Dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, sejumlah kontrak strategis pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) telah ditandatangani, menandai babak baru modernisasi kekuatan TNI. Deretan kontrak ini juga membuka jalan bagi kemandirian industri pertahanan dalam negeri melalui skema alih teknologi dan produksi lokal.
Langkah paling ambisius terlihat pada kerja sama pengadaan jet tempur generasi kelima KAAN dari Turki. Pada Juli 2025, Indonesia resmi menandatangani kontrak pembelian 48 unit pesawat tersebut. Uniknya, kontrak ini mencakup komitmen keterlibatan industri nasional dalam proses desain dan rekayasa, menjadikan Indonesia salah satu mitra strategis dalam program pengembangan jet masa depan Turki.
Menanggapi geliat pembelian alutsista tersebut, Komisi I DPR menilai langkah pemerintah merupakan strategi jangka panjang untuk memperkuat sistem pertahanan nasional dan kedaulatan negara. Pengamat militer Khairul Fahmi menilai, arah pengadaan alutsista di era Prabowo-Gibran menunjukkan strategi yang lebih sistematis dan berorientasi jangka panjang. Namun, ia mengingatkan bahwa tantangan utama ke depan adalah integrasi sistem senjata dari berbagai negara, serta kesiapan teknis, pelatihan, dan logistik pemeliharaan jangka panjang (sustainment).