Menteri Teten: Pakaian Impor China Hanya 17,4 Persen di Pasar Lokal

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengaklaim produk impor pakaian dari China hanya mengisi 17,4 persen dari total konsumsi tekstil nasional. “Produk pakaian impor dari China porsinya 17,4 persen,” kata MenKop UKM Teten Masduki, di Jakarta, Selasa (28/3/2023). Sebelumnya pedagang Pasar Senen menolak thrifting dianggap sebagai biang keladi runtuhnya industri tekstil, melainkan banjir produk impor asal China.

Protes itu disampaikan di sekitar di sekitar Pasar Senen Blok III dengan membentangkan spanduk penolakan terhadap persepsi bahwa thrifting membunuh industri tekstil dan UMKM. Menurut Teten, produk impor pakaian bekas telah mengambil porsi pasar dalam negeri sebesar 31 persen. Sehingga kinerja industri dalam negeri terpukul karenanya. “Industri pakaian lokal kita jelas terpukul dengan masuknya pakaian impor ilegal ini. Bayangkan porsinya itu mengisi 31 persen pasar domestik kita,” tambahnya. Data ini, dikutip Teten dari data Badan Pusat Statistik (BPS), yang mencatatkan rata-rata potensi nilai impor pakaian ilegal (unrecorded) dalam lima tahun terakhir mencapai hampir Rp100 triliun per tahun.

Menurutnya, dengan data tersebut, tak heran jika hal ini membuat industri tekstil dan produk tekstil (TPT) lokal merana. Sedangkan jika mengutip data Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament (Apsyfi), pada tahun 2022, pakaian bekas impor ilegal yang diperkirakan diserap pasar mencapai 432.000 ton. Sementara itu, total konsumsi pakaian dan barang jadi lainnya sebanyak 1,9 juta ton. Dengan asumsi angka tersebut, pakaian bekas impor telah mengambil 22,73 persen pasar domestik.

Search