Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi pada pertemuan Dewan Politik Keamanan ASEAN (APSC) ke-25 di Phnom Penh, Kamboja, Kamis (10/11/2022) mengatakan, bahwa kerja sama maritim harus menjadi masa depan yang menyatukan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dengan negara mitra, bukan justru memisahkan. Indonesia pun mendorong pembentukan ASEAN Maritime Outlook (AMO). Isu kerja sama maritim ini juga akan menjadi salah satu prioritas isu yang dibicarakan ketika Indonesia memegang keketuaan ASEAN tahun depan.
Selain isu maritim, Retno juga menekankan pentingnya visi yang progresif mengenai hak asasi manusia (HAM) dengan mengajak ASEAN untuk mengedepankan HAM di ketiga pilar kerja sama ASEAN. Retno mengusulkan adanya kegiatan reguler dari dialog HAM ASEAN. Dalam pertemuan APSC ini, Indonesia juga diwakili oleh Menteri Koordinator Polhukam RI yang mengangkat isu penyelundupan manusia, Laut China Selatan, serta dinamika di kawasan dan dunia. Menkopolhukam menyampaikan agar penanganan ketiga isu tersebut dilakukan secara komprehensif melalui mekanisme ASEAN.
Pertemuan 25th APSC telah mendengarkan laporan Sekretariat ASEAN atas perkembangan implementasi Cetak Biru Pilar Polkam. Hingga saat ini tercatat 290 dari 295 action lines telah diselesaikan di Pilar Polkam. APSC ke-25 dilaksanakan sebagai bagian dari persiapan pelaksanaan KTT ke-40 dan ke-41 ASEAN untuk melihat implementasi dan potensi sinergi berbagai kerja sama di pilar Politik-Keamanan ASEAN.