Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut ujian perekonomian 2023 memiliki kemiripan dengan tahun ini, meski akan ada beberapa perbedaan kondisi. Dalam hal ini, Ani menyoroti soal kondisi geopolitik dan perekonomian negara-negara maju yang diterpa oleh badai inflasi. Kondisi resesi (juga) akan muncul di beberapa belahan ekonomi dunia, mengalami pelemahan ekonomi, dan pada saat yang sama geopolitik juga belum mereda.
Menurut Sri Mulyani, kondisi ini perlu disikapi dengan waspada. Terlebih, 2023 akan menjadi tahun politik. Ia mendorong agar seluruh stakeholder saling berkolaborasi dan bersinergi menjaga pertumbuhan tahun-tahun yang dianggap berisiko ini. “Sama kayak tadi BEI melaporkan, 2022 hampir semua bursa di dunia mengatakan dengan excuse bahwa dunia sedang gonjang-ganjing, maka mereka dalam situasi red, tapi Anda bisa mengatakan saya dalam situasi green, itu hal luar biasa,” pujinya.
Sri Mulyani mengaku optimis pertumbuhan Indonesia kuartal IV 2022 akan ditutup dengan resilien, meskipun berbagai gejolak ekonomi telah terjadi. Salah satu alasannya adalah jumlah kasus positif Covid-19 masih terjaga dan aktivitas masyarakat sedang dalam momentum bullish. Confidence dan pondasi cukup baik akan terus dipertahankan dengan policy mix Kemenkeu sisi fiskal dan non fiskal, BI, OJK, dan LPS. Kami berharap akan terus terjaga kemampuan resiliensi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat di 2023.