Kemenkes: Kasus ISPA Jabodetabek Melonjak, Tembus 200 Ribu per Bulan

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat adanya peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di wilayah Jabodetabek belakangan ini, seiring kondisi polusi udara yang tinggi di kawasan tersebut. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu mengatakan tercatat kasus ISPA di Jabodetabek rata-rata mencapai 200 ribu per bulan.
“Seperti yang kita tahu di wilayah Jabodetabek terjadi peningkatan masalah polusi udara. Seiring dengan itu, data kami dari surveilans penyakit menunjukkan adanya peningkatan kasus ISPA yang dilaporkan di puskesmas maupun rumah sakit di Jabodetabek,” ucap Maxi.


Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komite Respirologi dan Dampak Polusi Udara bagi Kesehatan Agus Dwi Susanto menyebut peningkatan kasus ISPA di Jabodetabek ini terjadi pada periode Januari-Juli 2023. Ia menegaskan terjadi peningkatan kasus penyakit pernapasan pada periode yang sama dalam dua tahun terakhir. [Menurut data], terlihat sekali memang periode Januari sampai Juli ini kasusnya lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu. Agus juga mengingatkan polusi udara termasuk dalam 10 besar faktor risiko penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Sementara penyakit pernapasan akibat polusi udara yakni penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), kanker paru, pneumonia, dan asma termasuk dalam 15 penyakit dengan kasus tertinggi di Indonesia. “Tahun ini ketika polutan tinggi kasusnya meningkat. Penyakit respirasi adalah yang paling sering terdampak oleh polusi ini. Meskipun kita tahu dampaknya bisa penyakit jantung, stroke, gangguan pertumbuhan, atau stunting. Tapi yang paling sering adalah respirasi,” kata Agus.

Search