Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan peluang solusi diplomatik terkait konflik dengan milisi Lebanon selatan, Hizbullah, telah tertutup. Pernyataan Gallant terlontar saat berbicara dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin via telepon, Senin (16/9). Lebih lanjut, Gallant mengungkapkan selama Hizbullah terus melibatkan diri dan meningkatkan serangan serta mendukung Hamas di Gaza, “lintasan menjadi jelas.”
Pada Senin, media Israel juga melaporkan kepala komando utara tentara telah merekomendasikan operasi perbatasan cepat untuk menciptakan zona penyangga di Lebanon selatan. Di hari itu pula, Kemenhan Israel telah menyetujui pengiriman senapan otomatis ke unit respon cepat sipil di Israel utara dan Dataran Tinggi Golan. Di Israel, Hochstein akan bertemu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan membahas krisis di perbatasan yang jadi medan perang Hizbullah dan Israel.
Sejak Israel melancarkan agresi ke Jalur Gaza, Palestina, perbatasan utara negara ini memanas karena serangan Hizbullah. Israel selalu membalas serangan milisi tersebut. Hizbullah mengklaim serangan-serangan ke Israel untuk membantu warga Palestina dan bentuk solidaritas terhadap “saudara” mereka di Gaza. Milisi itu juga mengklaim tak akan berhenti menyerang Israel sampai seluruh pasukan Zionis angkat kaki dari Palestina. Di kesempatan terpisah, Hizbullah menegaskan tak ingin skala peperangan dengan Israel lebih luas daripada saat ini. Namun, jika pasukan Zionis melancarkan serangan besar, mereka siap berperang.