Menteri Pedagangan Zulkifli Hasan menyatakan saat ini neraca perdagangan Indonesia surplus US$5,76 miliar secara bulanan pada Agustus 2022. Realisasi itu lebih tinggi secara bulanan dari bulan sebelumnya yang sebesar US$4,23 miliar. Selain itu, Zulhas juga mengatakan bahwa ekspor non-migas pada periode Januari-Agustus meningkat US$194,6 miliar. Namun, rata-rata yang diekspor masih sumber daya alam seperti minyak sawit, batu bara. Sementara, negara tujuan ekspor utama Indonesia adalah Tiongkok (21,27 persen), Amerika Serikat (10,81 persen), India (8,79 persen), Jepang (8,23 persen), dan Malaysia (5,21 persen).
Sebelumnya Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan surplus neraca perdagangan terjadi karena nilai ekspor mencapai US$27,91 miliar atau naik 9,17 persen dari bulan sebelumnya yang sebesar US$25,6 miliar. Sementara, nilai impor cuma US$22,15 miliar atau naik 3,77 persen dari posisi sebelumnya yang sebesar US$21,35 miliar. Secara rinci, kinerja ekspor ditopang oleh ekspor minyak dan gas (migas) mencapai US$1,71 miliar atau naik 25,59 persen dari bulan sebelumnya yang sebesar US$1,37 miliar. Begitu juga dengan ekspor nonmigas terlihat naik 8,24 persen dari US$24,19 miliar menjadi US$26,19 miliar.