Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) menilai Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi, gagal mengendalikan harga sejumlah kebutuhan pokok. Kegagalan itu terlihat pada masih langkahnya beberapa komoditas sehingga harganya terus merangkak. Ketua BPKN, Rizal E Halim, meminta Mendag melakukan berbagai aksi nyata untuk mengendalikan sejumlah kebutuhan pokok guna meringankan beban konsumen dan masyarakat secara luas. Determinasi dalam pengendalian pasokan dan menghadirkan harga yang terjangkau menjadi tugas utama Mendag.
BPKN menilai Mendag M Lutfi gagal mengendalikan stok dan isu minyak goreng yang menyebabkan harga minyak goreng naik tinggi. Menurut Rizal, situasi kelangkaan minyak goreng terus terjadi bahkan setelah sejumlah peraturan yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan. Mendag juga pernah mengatakan akan memberantas mafia pangan yang menyebabkan harga stok langka, namun sudah hampir beberapa minggu, Mendag belum juga menyampaikan identitas mafia pangan. Di sisi lain, sejumlah kebutuhan pokok lainnya mulai merangkak naik dari daging, cabai, telur, dan lainnya.
Guru Besar Ekonomi Pertanian UGM, Masyhuri, mengatakan melambungnya harga pangan adalah kegagalan besar pemerintah. Saat upah nominal sulit naik karena tekanan ekonomi akibat pandemi, naiknya harga pangan membuat inflasi yang menurunkan nilai riil upah pekerja. Peneliti Mubyarto Institute, Awan Santosa, menegaskan bahwa negara harus hadir untuk memastikan ketersediaan pasokan dan kestabilan kebutuhan pokok buat masyarakat. Secara struktural, demokratisasi produksi dan tata niaga perlu serius dilakukan melalui penguatan organisasi dan koperasi berbasis petani, pedagang pasar, dan pekerja (konsumen). Dalam jangka menengah, pemerintah harus mewujudkan kedaulatan pangan melalui diversifikasi, penyediaan lahan, teknologi, dan berbagai sarana produksi bagi petani untuk mengembangkan pertanian berkelanjutan.