Menanti Arah Bunga The Fed, Harga Obligasi Indonesia Jatuh

Harga obligasi kembali menguat setelah sempat berada di level terendah sepanjang tahun ini. Indonesia Composite Bond Index (ICBI) kembali naik tipis ke level 331,86 pada Kamis (10/3). Sebelumnya, ICBI sempat menyentuh level terendah tahun ini pada Rabu (9/3) di 331,33. Indeks obligasi Perhimpunan Pedagang Surat Utang (Himdasun) bahkan masih terus turun. Kemarin (10/3), indeks obligasi Himdasun ditutup di 97,10, level terendah sejak akhir Agustus 2020.

Head of Fixed Income Bank Negara Indonesia (BNI) Fayadri menyebut, pasar obligasi tertekan lantaran pelaku pasar menanti keputusan suku bunga The Fed. Petinggi The Fed akan menggelar rapat pada pekan depan. Keputusan The Fed juga akan mempengaruhi kebijakan moneter Bank Indonesia (BI). Fayadri menilai, kenaikan suku bunga acuan bisa dipastikan terjadi. Karena itu, saat ini investor melakukan penyesuaian terhadap imbal hasil yang akan mereka minta. Faktor lain yang membuat harga obligasi turun adalah tensi geopolitik Rusia-Ukraina yang belum kunjung usai. Menurut Head of Fixed Income Trimegah Asset Darma Yudha, memanasnya tensi politik tersebut membuat harga komoditas naik. Kondisi ini berpotensi mengerek naik harga barang atau inflasi di seluruh dunia. Ini membuat pelaku pasar beralih ke safe haven seperti ke dollar AS dan emas. Alhasil, obligasi pemerintah tak lagi menarik.

Di sisi lain, Darma menilai efek kenaikan harga komoditas juga positif bagi ekonomi Indonesia. Komoditas merupakan penyumbang surplus neraca dagang Indonesia. Diperkirakan di semester dua nanti bisa terjadi inflow asing ke Indonesia, sehingga harga obligasi negara akan naik dan yield akan turun.

Search