Pemerintah Selandia Baru akan membuka diskusi untuk bergabung dalam aspek non-nuklir aliansi AUKUS yang beranggotakan Amerika Serikat, Australia, dan Inggris. Menteri Pertahanan Selandia Baru, Andrew Little, menyatakan ketertarikan negaranya untuk bergabung dalam ‘Pilar Kedua’ dari pakta perjanjian AUKUS. “Kami ditawari kesempatan berdiskusi untuk berpartisipasi dalam aspek pilar tersebut. Saya mengindikasikan bahwa kami (Selandia Baru) bersedia untuk mempelajarinya,” kata Little.
Ada dua pilar dalam kesepakatan pertahanan AUKUS. Pilar pertama adalah upaya trilateral untuk mendukung Australia memperoleh kapal selam bertenaga nuklir (SSN). Sementara pilar kedua, yang akan dijajaki oleh Selandia Baru, berfokus pada percepatan kerja sama teknologi, kecerdasan buatan (AI), teknologi kuantum, dan berbagai inisiatif lainnya.
Little mengklaim Angkatan Pertahanan Selandia Baru perlu menyamai teknologi militer sesuai dengan standar AUKUS. Sehingga militer negaranya mampu berkomunikasi dan bekerja sama dengan baik. Little meyakini bahwa keputusan Selandia Baru untuk terlibat pembahasan dengan AUKUS tidak akan melanggar kewajiban hukum dan komitmen bebas nuklir.