Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencatatkan kinerja yang baik di awal 2022. Kementerian Keuangan mencatat APBN per Januari 2022 mengalami surplus Rp28,9 triliun, setara 0,16 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Artinya, di awal 2022 ini, pendapatan negara lebih tinggi dibandingkan belanja negara. Surplus tersebut menunjukkan pertumbuhan hingga 163,5 persen. Sebab, pada Januari 2021, APBN mengalami defisit hingga Rp45,5 triliun atau 0,27 persen terhadap PDB.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pendapatan negara per Januari 2022 naik 54,9 persen (yoy), dari Rp100,7 triliun pada Januari 2021 menjadi Rp156 triliun atau 8,5 persen dari target APBN Rp1.846,1 triliun. Sementara Pada Januari 2022, realisasi belanja negara sebesar Rp127,2 triliun. Dari angka tersebut, Rp21,8 triliun adalah realisasi belanja K/L, Rp50,4 triliun adalah realisasi belanja non K/L, dan Rp54,9 triliun realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD).
Selain itu, Kemenkeu mencatat keseimbangan primer pada Januari 2022 surplus sebesar Rp49,4 triliun. Padahal, di Januari 2021, keseimbangan primer masih defisit Rp20,8 triliun. Di sisi lain, realisasi pembiayaan APBN melalui utang mengalami penurunan Rp3 triliun, atau anjlok 101,8 persen dibandingkan realisasi penarikan utang pada Januari 2021 yang mencapai Rp165,8 triliun. Realisasi penarikan utang pada Januari 2022 ini nilainya -0,3 persen dari target pembiayaan Rp973,6 triliun.