Pemerintah terus mendorong peralihan dari mobil berbahan bakar konvensional ke mobil listrik. Sejumlah keuntungan diberikan jika membeli mobil listrik salah satunya bebas ganjil genap. Pengamat otomotif dari Institusi Teknologi Bandung (ITB) Agus Purwadi menyatakan, manfaat mobil listrik baru bisa dirasakan secara masif jika populasi mobil listrik dan motor listrik sudah banyak. Agus mengatakan, kuncinya saat ini produsen mobil listrik perlu terus menghadirkan produk yang menjangkau. Alasannya, ekonomi sedang tidak baik sedangkan kelas menengah menghadapi tekanan. “Harga terjangkau, sebab yang mahal punya segmen tersendiri. Kita butuh jumlah, bukan cuma pengguna, atau persentase yang cukup agar terjadi pickup point,” kata Agus. “Harapannya kalau bisa melewati freehold 5 persen populasi bisa masyarakat punya opsi yang jelas dan menarik. Tapi kalau segitu saja belum (menyentuh) itu maka tetap berat,” ujar Agus.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sepanjang semester satu 2024 mobil listrik berhasil terjual 11.940 unit. Jumlah ini naik 104,13 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya yaitu 5.849 unit. Secara keseluruhan, pasar mobil listrik diprediksi terus meningkat. Sepanjang 2024, penjualan mobil listrik diprediksi bisa tembus 30.000 unit atau naik hampir dua kali lipat dari tahun 2023. Kendati demikian, meski targetnya tercapai penjualan mobil listrik baru masih jauh dari target pemerintah yang sebesar 50.000 unit hingga akhir tahun nanti. Agus mengatakan, penyerapan mobil listrik sebetulnya lebih berat ketimbang motor listrik. Sebab harga mobil listrik sudah pasti lebih mahal kemudian butuh infrastruktur yang maksimal.