Makin Banyak Orang Mengungsi Setelah Erupsi Semeru

Tim penyelamat mengevakuasi lebih banyak orang pada Senin (5/12) dari desa-desa terdekat setelah Gunung Semeru meletus. Para pejabat memperingatkan bahaya dari lava yang mendingin meskipun aktivitas gunung berapi telah berkurang. Lebih dari 2.400 penduduk desa telah meninggalkan rumah mereka dan mengungsi di 11 pusat evakuasi setelah gunung tertinggi di pulau Jawa itu meletus Minggu pagi (4/12). Militer, polisi, petugas bencana dan pejabat desa setempat terus mengevakuasi warga di Curah Kobokan di mana awan abu panas dan lahar dingin mungkin akan mengalir. “Sejauh ini jumlah total pengungsi adalah 2.489 orang,” kata Abdul Muhari, juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kepada televisi lokal.

Para pejabat telah mengumumkan keadaan darurat selama dua minggu ke depan. Mereka juga membagikan masker gratis untuk melindungi dari abu, dan menyiapkan dapur umum untuk para pengungsi. Muhari mengatakan pengamatan visual pada Senin pagi (5/12) mengindikasikan aktivitas vulkanik yang tidak terlalu intens, tetapi ia memperingatkan potensi bahaya dari aliran lahar yang telah mendingin setelah hujan lebat. “Yang kami khawatirkan adalah kegiatan ekonomi seperti penambangan pasir. Kami ingin memastikan rute yang mungkin dilalui awan abu panas dan lahar dingin benar-benar bebas dari aktivitas masyarakat,” katanya.

Status siaga pemerintah mengindikasikan tingkat bahaya dari gunung berapi itu dinaikkan ke level tertinggi pada hari Minggu (4/12). Sebelumnya, status itu berada pada level kedua tertinggi sejak letusan besar Desember lalu. Letusan tahun lalu menewaskan 51 orang dan merusak lebih dari 5.000 rumah serta memaksa hampir 10.000 orang mengungsi. Banyak korban dari bencana itu adalah penambang pasir yang bekerja di lereng gunung berapi.

Search