Menko Polhukam, Mahfud MD, menyayangkan pengeroyokan pegiat media sosial, Ade Armando pada saat unjuk rasa mahasiswa di depan Gedung DPR, Jakarta, Senin (11/4/2022). Mahfud menilai insiden pengeroyokan tersebut sangat brutal. Mahfud meminta supaya pihak kepolisian bisa mengambil tindakan tegas secara hukum terhadap para terduga pelaku pengeroyokan. Tindakan tegas secara hukum perlu diberikan agar tak ada toleransi atas tindakan penganiayaan. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Polri agar para terduga pelaku yang sudah teridentifikasi menyerahkan diri atau akan ditangkap. Kepolisian dapat mengidentifikasi para terduga pelaku pengeroyokan, karena ada alat lengkap seperti drone atau CCTV di berbagai sudut.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, kerusuhan mulai terjadi pukul 15.27 WIB setelah Kapolri serta Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel, Sufmi Dasco Ahmad, dan Lodewijk F Paulus, masuk ke kompleks parlemen. Saat keempatnya bergerak ke pintu kecil di sisi timur, dorongan massa terlihat bergerak mengikuti keempatnya yang dibarikade pengamanan polisi dua lapis. Saat kerusuhan dimulai, aksi dorong dan lempar botol air terlihat datang dari sisi-sisi terluar massa, khususnya dari sisi barat, massa non-mahasiswa. Tak berapa lama, terlihat massa mahasiswa dipaksa menarik diri ke arah barat, termasuk mobil komando.
Pukul 15.33 WIB, area depan gerbang DPR RI pun sudah dikuasai oleh mayoritas massa non-mahasiwa. Di sana, terlihat massa bercelana seragam sekolah, bapak-bapak, sejumlah orang berpakaian ojek online, dan bahkan ibu-ibu berpakaian gamis yang sejak awal kerap berteriak-teriak. Berdasarkan keterangan dari pihak Ade Armando, pengeroyokan bermula sejak pukul 15.41. Ade Armando lalu menerima penanganan dari dokter kepolisian sekitar 30 menit berselang. Akibat pengeroyokan itu, Ade kini dirawat di RS Siloam, Jakarta. Ia disebut mengalami pendarahan dalam di bagian kepala.