Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Presiden China Xi Jinping bisa memainkan peran media untuk mencegah eskalasi konflik di Ukraina. Saat berbicara di konferensi tingkat tinggi (KTT) G20 Bali, Macron meyakini China bisa mengambil peran mediasi dalam konflik tersebut. “Saya yakin China bisa memainkan, di pihak kita, peran mediasi yang lebih penting dalam beberapa bulan mendatang, khususnya untuk mencegah kembalinya serangan lebih kuat pada awal Februari,” kata Macron.
Macron juga menyampaikan ingin mengunjungi China pada Januari 2023 mendatang. Harapan Macron soal pergeseran posisi China menyusul pertemuan bilateral dengan Xi di sela-sela KTT Bali. Macron yakin Xi tulus, dan menjunjung tinggi dukungan piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk kedaulatan negara. Di balik KTT, lanjut dia, terjadi konsensus yang berkembang. Menurut Macron, ada ruang konvergensi termasuk dengan China dan India menyoal Rusia. Di salah satu poin deklarasi itu, G20 menyatakan bahwa mereka menegaskan kembali posisi negara masing-masing seperti yang disampaikan di forum-forum sebelumnya.
Dalam pemungutan suara resolusi PBB yang disinggung dalam deklarasi itu, 5 negara memang menolak mengecam dan mendesak Rusia untuk angkat kaki dari Ukraina. Salah satu dari kelima negara itu adalah Rusia. Selain itu, 25 negara juga abstain, termasuk dua di antaranya merupakan anggota G20, yaitu China dan India. Melalui deklarasi ini, G20 hanya menyatakan bahwa negara anggota menegaskan kembali posisi mereka. Dengan demikian, Rusia menolak mengecam, sementara China dan India juga tak mau ikut campur.