Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan kebijakan ekspor Ukraina menjadi biang kerok harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit jeblok di bawah Rp1.000 per kg. Luhut mengatakan Ukraina kembali membuka keran ekspor minyak nabati sunflower atau minyak biji matahari. Sebelumnya, ekspor produk itu tak dilakukan selama lima bulan terakhir. Ukraina juga menurunkan pajak ekspor minyak biji matahari. Luhut mengaku belum punya proyeksi kapan harga TBS kelapa sawit bisa kembali merangkak. Sebab, Ukraina masih akan gencar mengekspor minyak biji matahari karena pasokan melimpah.
Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) mengatakan harga TBS kelapa sawit masih berada di bawah Rp1.000 per kg di banyak daerah Indonesia. Bahkan, harga TBS kelapa sawit di Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, anjlok hingga Rp650 per kg. Kepada Bidang Organisasi dan Anggota SPKS Sabarudin mengatakan harga TBS kelapa sawit mulai menurun sejak pemerintah melarang ekspor CPO pada April 2022 lalu. Meski aturan tersebut telah dicabut pada Mei 2022 lalu, harga TBS kelapa sawit belum juga merangkak. Harga TBS kelapa sawit yang anjlok ini juga membuat sebagian petani menjual produk ke Malaysia.
Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Gulat Manurung membenarkan aksi jual tersebut. Ia mengatakan para petani memang menjual TBS ke Malaysia karena harganya yang lebih tinggi. Penjualan dilakukan para petani sawit di provinsi yang berbatasan dengan negeri tetangga, seperti Kalimantan Utara dan Kalimantan Tengah. Harga TBS di Malaysia berada di kisaran Rp3.500 hingga Rp4.500 per kg sementara harga TBS di Kalimantan Utara dan Kalimantan Tengah sekitar Rp1.200-Rp1.600 per kg. Untuk mendorong harga TBS sawit di dalam negeri, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, mendorong percepatan ekspor CPO bagi perusahaan yang sudah mendapatkan izin ekspor.