Tahap pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19 kembali menghadapi tantangan lonjakan harga pangan dan energi dunia karena faktor geopolitik dan perubahan iklim. Kenaikan harga pangan global tersebut bahkan berpotensi menjadi krisis global baru yang memicu krisis sosial bahkan politik. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid, Senin (16/5), mengatakan dunia usaha akan terus berkoordinasi dengan pemerintah guna mengantisipasi dampak krisis global bagi Indonesia. Koordinasi tersebut dalam bentuk penguatan ketahanan pangan dan pertanian Indonesia. Kadin, jelasnya, memiliki program pendampingan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan skema close loop yang ditujukan untuk membina petani serta menciptakan kerja sama antara perusahaan besar maupun kecil dengan para petani di Indonesia.
Kelangkaan beberapa komoditas bahan pangan seperti kedelai dan gandum, berkurangnya pasokan dan produksi bahan pangan di beberapa negara akibat kemarau panjang, ditambah dengan kelangkaan pasokan minyak akibat perang, telah menyebabkan inflasi global. Inflasi yang tinggi dipastikan melemahkan daya beli masyarakat dan dampaknya paling dirasakan mereka yang kurang mampu dan berpotensi menyebabkan krisis sosial, di mana terjadi risiko peningkatan angka kemiskinan dan kesenjangan sosial yang semakin melebar.
Proteksi bahan pangan masing-masing negara pun mulai dilakukan dan tidak ada lagi slogan pro-ekspor untuk bahan pangan. Dibutuhkan gotong royong, dialog sosial, dan kerja sama antara berbagai pihak termasuk pemerintah, pelaku usaha, buruh untuk menghadapi tantangan krisis ini. Pengamat Ekonomi dari Universitas Katolik Atmajaya Jakarta, Yohanes B. Suhartoko mengatakan, pemerintah dan pelaku usaha harus memperkuat kemandirian pangan. Pelaku usaha misalnya, masuk dengan cara memperkuat investasi sektor pangan. Penguatan pangan lokal, dilakukan demi menekan kebergantungan impor pangan, sehingga pasokan pangan dalam negeri tidak rentan terganggu dampak global. Sedangkan untuk kemandirian pangan dalam jangka pendek perlu diperhatikan fluktuasi permintaan dan penawaran yang bisa diantisipasi.