Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia berhasil tumbuh kuat 5,31 pada 2022 dibandingkan pada 2021 yang hanya di angka 3,70 persen. Pertumbuhan ekonomi ini bahkan tercatat tertinggi sejak 2013, yakni 5,56 persen. Tak hanya itu, pada kuartal keempat 2022 perekonomian RI masih bertahan di atas 5 persen, yakni 5,01 persen. Meski memang pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan kuartal ketiga 2022 yang terealisasi 5,73 persen.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan pertumbuhan yang kuat ini tercermin dari seluruh sektor perekonomian. Hal ini didorong oleh melandainya kasus covid-19 di Tanah Air dan mobilitas yang meningkat. Margo menyebutkan dari 17 sektor lapangan usaha yang dipantau BPS, semua mengalami pertumbuhan positif. Ada lima leading sector yakni industri, perdagangan, pertanian, pertambangan dan konstruksi yang memberikan andil terbesar ke perekonomian juga tercatat membaik kinerjanya dibanding 2021. Sektor industri pengolahan berhasil tumbuh 4,89 persen. Tercermin dari industri makanan dan minuman (mamin) yang tumbuh sebesar 4,90 persen, didorong peningkatan permintaan beberapa komoditas mamin di dalam negeri, serta meningkatnya ekspor kelapa sawit (CPO).
Selain itu, industri logam dasar juga tumbuh 14,8 persen didorong peningkatan kapasitas produksi di sentra tambang, ditunjang dengan membaiknya harga komoditas di pasar ekspor. Sektor perdagangan juga menguat dengan pertumbuhan 5,52 persen. Ini didorong oleh peningkatan perdagangan mobil, sepeda motor dan reparasinya yang tumbuh 5,89 persen, serta perdagangan besar dan eceran yang tumbuh 5,44 persen. Kemudian, sektor pertanian meski masih dibawa level pra-pandemi, tetapi sudah lebih baik dibandingkan tahun lalu dan tumbuh 2,25 persen di 2022. Kenaikan ini didorong oleh peternakan yang tumbuh 6,24 persen, tanaman hortikultura tumbuh 4,22 persen dan tanaman pangan tumbuh 0,08 persen.
Pertambangan juga berhasil tumbuh 4,38 persen. Hal ini dikarenakan sektor tersebut mendapat berkah akibat kenaikan harga di pasar internasional sepanjang 2022. Lalu, sektor konstruksi tumbuh 2,01 persen dikarenakan mulai kembalinya aktivitas pembangunan, terutama proyek pemerintah setelah covid-19 melandai.