Dalam pemilihan ketua umum Golkar, dukungan DPD berperan krusial. Sebab, DPD I dan DPD II merupakan kelompok pemilik suara terbanyak di Munas setelah DPP serta organisasi kemasyarakatan pendiri dan yang didirikan Golkar. Ketua DPD Golkar Jawa Timur Muhammad Sarmuji tidak memungkiri bahwa DPD-nya merupakan bagian dari pendukung Bahlil. Lobi-lobi terkait dengan intensi Bahlil memimpin Golkar, menurut Sarmuji, sudah terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
Selain Jawa Timur, dukungan untuk Bahlil juga berembus dari Jakarta. Menurut Sarmuji, kemunculan Bahlil sebagai opsi pemimpin Golkar bukan baru-baru ini saja. Sejak tahun lalu, Bahlil juga terang-terangan menyampaikan kesediaan untuk menjadi ketua umum Golkar. Sejumlah politisi Golkar yang tidak mau disebut namanya mengatakan, kemunculan Bahlil dalam bursa calon ketua umum Golkar tidak bisa dilepaskan dari Jokowi. Upaya itu disebut berada dalam satu rangkaian peristiwa yang terjadi dalam sepekan terakhir. Dimulai dengan pengunduran diri Airlangga, penetapan Agus Gumiwang sebagai Plt Ketua Umum Golkar, dukungan terhadap Bahlil sebagai ketua umum Golkar, hingga penguatan dewan pembina melalui perubahan AD/ART partai.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Firman Subagyo menampik kabar tersebut. Menurut Firman, Airlangga mundur karena alasan pribadi yang harus dihormati. Adapun terkait peluang Bahlil dan kabar bahwa Jokowi berintensi untuk masuk ke Golkar, Firman enggan berkomentar. Menurut Firman, hingga saat ini belum ada pembicaraan mengenai perubahan AD/ART untuk mengubah peran dewan pembina.