Konsumsi pemerintah sebagai salah satu motor penggerak ekonomi kuartal III terkoreksi. Padahal ekonomi berhasil tumbuh 5,72 persen (year on year/yoy) pada periode yang sama. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) ada enam komponen pengeluaran yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Dari seluruh sektor, hanya konsumsi pemerintah yang andilnya 7,57 persen ke perekonomian nasional yang minus.
Menurut Kepala BPS Margo Yuwono, penurunan konsumsi pemerintah ini diakibatkan oleh turunnya realisasi belanja barang dan jasa di APBN sampai September 2022. Namun, kontraksi ini tak menghambat laju perekonomian karena andilnya terbesar keempat, bukan utama. Adapun sektor tertinggi pendorong perekonomian dalam negeri adalah konsumsi rumah tangga yang berhasil tumbuh 5,39 persen di kuartal III. Sektor ini tumbuh tinggi karena kebijakan pemerintah menjaga daya beli masyarakat di tengah kenaikan harga dengan menambah bantuan sosial dan subsidi energi. Kontribusi kedua adalah investasi yang berhasil tumbuh 4,96 persen. Hal ini tercermin dari realisasi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalan negeri (PMDN) yang tumbuh tinggi sampai kuartal III-2022. Ekspor yang menjadi kontribusi ketiga tertinggi ke perekonomian nasional juga berhasil tumbuh 21,64 persen di kuartal III ini. Penyebabnya tak lain karena harga komoditas unggulan Indonesia melonjak di pasar global.