Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP) Jaleswari Pramodhawardani angkat bicara soal usulan pembentukan angkatan siber di TNI. Menurut Jaleswari, pembentukan matra baru juga tidak terlepas dari politik anggaran. “Karena kita tahu bahwa untuk ini, mau tidak mau kita harus bicara soal politik anggaran juga. Apakah ini dianggap sebagai sebuah sesuatu yang sangat penting?” kata Jaleswari dalam diskusi “Refleksi dan Proyeksi Pembangunan TNI Angkatan Laut” di Balai Samudra, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (2/10/2023). Jaleswari mengatakan, peta jalan pembentukan angkatan siber harus terus dikaji.
“Kita sudah sampai level membicarakan pimpinan awal (angkatan siber), atau jangan-jangan ini kita hanya punya misalnya di tingkat kogabwilhan (Komando Gabungan Wilayah Pertahanan),” ujarnya. Kemudian, Jaleswari mencontohkan Amerika Serikat yang menganggarkan angkatan siber dengan dana sekitar Rp 240 triliun. Selanjutnya, China yang menganggarkan sekitar Rp 180 triliun untuk angkatan siber. “Sementara alokasi anggaran kita untuk tiga matra dan Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI, itu kan kita hanya punya anggaran kalau tidak salah Rp 185 triliun,” kata Jaleswari.
Namun, menurut Jaleswari, yang terpenting adalah membahas disrupsi teknologi ke dalam aspek pertahanan. “Karena kita dihadapkan dengan disrupsi teknologi yang luar biasa, pada saat juga geopolitik berkembang secara dinamis,” ujar Jaleswari. “Poinnya adalah bahwa kita sudah melakukan percakapan-percakapan ini, kita juga berusaha untuk mengeksekusinya dengan peta jalan yang ada,” katanya lagi.