Sengketa perbatasan antara Thailand dan Kamboja kembali memanas setelah bentrokan bersenjata terjadi sejak Kamis (24/7/2025). Pertikaian yang sudah berlangsung lama ini meningkat menjadi pertempuran intens yang melibatkan jet tempur, artileri, tank, hingga pasukan darat. Serangan terjadi di sejumlah provinsi Thailand seperti Sisaket, Surin, Ubon, dan Buriram, yang berbatasan langsung dengan Provinsi Oddar Meanchey di Kamboja.
Korban jiwa terus bertambah dari kedua belah pihak. Di Kamboja, sedikitnya 13 orang tewas—terdiri atas delapan warga sipil dan lima personel militer—serta lebih dari 70 orang lainnya luka-luka akibat serangan lintas batas. Di Thailand, jumlah korban tewas mencapai 20 orang, terdiri dari enam tentara dan 14 warga sipil. Sementara itu, lebih dari 138.000 warga Thailand dan 35.000 warga Kamboja telah dievakuasi dari wilayah perbatasan. Serangan artileri dilaporkan mengenai desa- desa di Distrik Veal Veng, Kamboja, dan menimbulkan kepanikan warga.
Pemerintah Kamboja melalui Duta Besar untuk PBB telah menyerukan gencatan senjata segera dan tanpa syarat. Meski belum merespons secara langsung, Thailand menyatakan terbuka untuk dialog, dengan kemungkinan bantuan mediasi dari Malaysia yang saat ini memimpin ASEAN. Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Indonesia memastikan tidak ada WNI yang terdampak dalam konflik ini, namun mengimbau seluruh WNI di wilayah perbatasan Thailand-Kamboja untuk tetap waspada dan segera melapor diri melalui portal peduliWNI.