Direktur Eksekutif FIXPOLL Indonesia, Mohammad Anas RA, menyarankan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) membuka penjaringan capres atau semacam konvensi sebagai keputusan bersama. Penjaringan capres memberi ruang kepada figur internal partai koalisi seperti Airlangga Hartarto (Ketua Umum Partai Golkar), Zulkifli Hasan (Ketua Umum PAN), Suharso Monoarfa (Ketua Umum PPP) maupun figur eksternal.
Jika KIB lebih menghendaki kekuatan partai, secara otomatis Ketua Umum Partai Golkar adalah capresnya karena memiliki suara tertinggi di koalisi. Namun, calon pasangan yang akan diusung dalam Pemilu 2024, baiknya berdasarkan pertimbangan kekuatan figur bukan kekuatan partai, tokoh yang bisa mempersatukan elemen bangsa sehingga perlu memberi ruang kepada tokoh independen seperti Andika Perkasa (Panglima TNI), La Nyalla Mattalitii (Ketua DPD RI), Anies Baswedan (Gubernur DKI Jakarta), Erick Thohir (Menteri BUMN), hingga Ridwan Kamil (Gubernur Jabar). Tokoh-tokoh ini telah mendapat dukungan masyarakat untuk maju pada pemilihan presiden mendatang, dengan dasar geliat deklarasi dukungan Capres 2024 yang menghiasi media belakangan ini.
Penjaringan capres KIB harus dibangun atas komitmen mempersatukan rakyat bukan mempersatukan segelintir elite. Para tokoh KIB perlu merumuskan kriteria figur, melakukan uji publik secara internal partai dan eksternal, maupun uji gagasan dan rekam jejak. Dalam proses uji, KIB mesti melibatkan berbagai elemen mulai struktur pengurus partai ditingkat pusat hingga ke daerah, akademisi, tokoh masyarakat agar pembobotan capres lebih elegan, berkualitas, dan mumpuni memenangkan Pilpres 2024.