Ketua DPP PDI-P, Said Abdullah, mengatakan, PDI-P membuka diri terhadap rencana kunjungan Gerindra (9/4/2023). Merujuk pesan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, PDI-P berkomitmen bekerja sama dengan parpol-parpol lainnya dalam mengusung calon pemimpin nasional. PDI-P juga tengah merumuskan langkah konkret dalam mewujudkan kerja sama politik tersebut. Komunikasi kedua partai juga berlangsung secara intensif melalui berbagai jalur. Mulai dari komunikasi antarsekretaris jenderal partai hingga perbincangan antarkader, yakni Puan Maharani dan Sufmi Dasco Ahmad, Ketua Harian Gerindra.
Wakil Sekjen PKB, Syaiful Huda, mengatakan pertemuan rutin antara Muhaimin dan Prabowo dilaksanakan setiap dua pekan. Keduanya saling memperbarui informasi dan membahas hal-hal yang terkait dengan penguatan koalisi, serta langkah kerja yang telah dilakukan parpol masing-masing. Menurut Huda, salah satu yang dipertimbangkan KKIR dalam membuat keputusan strategis, termasuk melebur dalam koalisi besar, adalah langkah PDI-P.
Peneliti Pusat Riset Politik BRIN, Wasisto Raharjo Jati, melihat wacana pembentukan koalisi besar rentan gagal. Sebab, tidak mudah menyesuaikan visi dan misi politik jangka panjang di antara kelima parpol. Oleh karena itu, parpol-parpol terlihat sedang mempersiapkan rencana alternatif untuk mengantisipasi jika koalisi besar tidak terwujud. Hal itu dilakukan dengan menggencarkan komunikasi politik antarelite, tidak terkecuali Gerindra. Di tengah situasi itu, PDI-P yang sudah memiliki tiket pendaftaran capres dan cawapres juga cenderung masih memperhatikan dinamika yang berkembang. Kondisi itu juga masih akan berlangsung hingga ada keputusan capres yang akan diusung, baik oleh PDI-P maupun koalisi parpol yang terbentuk.