Pertemuan Presiden Jokowi dengan lima ketua umum partai politik di acara silaturahim Ramadhan di kantor DPP PAN, menyita perhatian publik. Dalam pertemuan tersebut, mengemuka wacana terbentuknya sebuah koalisi besar yang meleburkan dua koalisi, yakni Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Pengamat Akar Rumput Strategic Consulting, Ikhwanul Harahap, menilai pertemuan presiden bersama lima ketum parpol merupakan upaya konsolidasi untuk menguatkan politik tengah di Indonesia. Ikhwanul mengatakan bahwa peran dan pengaruh Presiden Jokowi sangat sentral di sini. Jika ini nantinya akan benar-benar membentuk satu koalisi besar maka ijtihad politik ini layak diperhitungkan pada Pilpres 2024, di mana kekuatan Partai Golkar, Gerindra, PKB, PAN dan PPP dengan basis sosial konkret yang mereka miliki serta kekuatan figur-figurnya tentunya akan menjadi kekuatan tersendiri.
Dalam pertemuan dengan lima pimpinan parpol tersebut, Jokowi cenderung menunjukkan dukungannya kepada sosok Prabowo dan Airlangga. Menurut Ikhwanul, kedua figur tersebut dengan kapasitas politiknya hendak dijadikan Presiden Jokowi sebagai variabel unggulan dalam ajang Pilpres 2024. Meski begitu, kemungkinan duetnya Prabowo dan Airlangga masih sangat dinamis. Hal itu sangat tergantung dari peta dan pergerakan politik berbagai parpol dari kedua koalisi. Belum lagi, semuanya juga harus melihat langkah dan strategi yang akan diambil oleh PDIP.
Menurut Ikhwanul, Ketum Airlangga mampu memainkan peran Golkar sebagai partai tengah. Potensi Golkar untuk bisa bekerja sama dengan KKIR terbuka lebar dan di sisi lain peluang untuk merapat bersama Partai Nasdem dengan Koalisi Persatuan untuk Perubahan (KPP) juga ikut terbuka.