Aliansi Ekonom Indonesia bertandang ke kantor Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebagai perwakilan Pemerintah Presiden Prabowo Subianto pada Senin (29/9/2025). Adapun dalam pertemuan tersebut, para ekonom mendiskusikan Tujuh Desakan Darurat Ekonomi yang telah didukung oleh lebih dari 700 profesional dan akademisi dari dalam dan luar negeri. Sebelumnya, 7 Desakan Ekonomi tersebut ditandatangani oleh 383 ekonom dan akademisi di bidang ekonomi dan 283 pendukung dari berbagai latar belakang pada 9 September 2025. Pernyataan tersebut diwakili oleh beberapa ekonom dan akademisi, di antaranya Lili Yan Ing, Vivi Alatas, Elan Satriawan, Teuku Riefky, Rizki Nauli Siregar, Rimawan Pradiptyo, Jahen Fachrul Rezki, Gumilang Aryo Sahadewo, Yose Rizal Damuri, Titik Anas, Vid Adrison, Riswandi, Wisnu Setiadi Nugroho, dan Mervin Goklas Hamonangan.
Setelah pertemuan dengan pemerintah, Anggota Aliansi Ekonom Indonesia, Lili Yan Ing menyampaikan kekecewaan atas pelaksanaan MBG yang dinilai tidak proposional. Pasalnya, MBG adalah janji politik yang pada idenya bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak. Selain itu, Anggota Aliansi Ekonom Indonesia, Vid Adrison menilai alokasi anggaran program Makan Bergizi Gratis yang mencapai Rp 335 triliun dapat berpotensi menimbulkan crowding out terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026. Adapun, crowding out adalah situasi ketika belanja pemerintah meningkat dan menggerus pengeluaran atau investasi dari sektor swasta. Keresahan ini disampaikan dalam rapat bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin (29/9/2025).