Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengecam keras peristiwa penembakan yang terjadi di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jakarta Pusat. “Kami selalu mengecam setiap bentuk kekerasan apapun atas nama apapun. Kedua kami selalu mengedepankan hukum, dan tindakan yang berbasis pada hukum,” kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di Surabaya, Selasa (2/5). Haedar meminta pihak kepolisian mengungkap kasus penembakan ini meski pelakunya sudah tewas.
“Penting bagi kita semua warga Indonesia untuk berada dalam koridor hukum. Masalah bangsa memang banyak tapi hukum harus tegak. Sekaligus para penegak hukum harus bisa adil sebagaimana mestinya,” ujarnya. Haedar mengatakan kejadian semacam ini tidak boleh terulang lagi, baik oleh individu maupun kelompok. “Sebab, biarpun kita tidak tahu motifnya, setiap hal yang menyangkut kekerasan tentu tidak positif untuk generasi bangsa ke depan,” katanya.
Penembakan terjadi di Kantor MUI Pusat, Menteng, Jakarta Pusat, sekitar pukul 11.00 WIB. Pelaku penembakan disebut ingin bertemu dengan pimpinan MUI. Dua staf MUI mengalami luka-luka atas kejadian itu, sementara pelaku dinyatakan meninggal dunia. Pihak kepolisian masih mengumpulkan bukti dan keterangan saksi untuk mengusut kejadian ini. Polisi pun mendalami motif dan profil pelaku penembakan, apakah pelaku terafiliasi dengan jaringan kelompok teroris tertentu.