Satu hal yang menjadi perhatian Pilkada 2024 adalah mengenai persaingan sejumlah pasangan calon kepala daerah diusung PDI-P melawan para rivalnya di berbagai wilayah. Di Jakarta, pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur diusung PDI-P, Pramono Anung-Rano Karno, posisinya cukup kuat jika dilihat dari data hasil hitung cepat Litbang Kompas dan sejumlah lembaga survei lain. Menurut data hitung cepat Litbang Kompas pada Rabu kemarin, Pramono-Rano meraup 49,49 persen suara.
Akan tetapi, perolehan suara sejumlah pasangan calon kepala daerah diusung PDI-P di berbagai tempat nampaknya tertinggal dari rivalnya, menurut hasil hitung cepat, tidak seperti kondisi dialami Pramono-Rano. Misalnya pada Pilkada Banten, pasangan Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi yang diusung PDI-P, menurut data Charta Politika, memperoleh 42,48 persen suara. Berdasarkan hitung cepat Litbang Kompas, pada Pilkada 2024, Risma-Gus Hanz memperoleh 32,78 persen. Sedangkan Khofifah-Emil memperoleh 58,73 persen.
Hal menarik lainnya terjadi pada Pilkada Jawa Tengah. Di wilayah yang dianggap sebagai kandang PDI-P justru kandidat yang mereka usung, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi, kalah dari pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen. Menurut data Litbang Kompas, duet Andika-Hendrar memperoleh 40,07 suara. Sementara Luthfi-Taj Yasin mendapatkan 59,30 persen. Di Pilkada Sumatera Utara, perolehan suara kandidat Cagub-Cawagub Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala juga kalah dari Bobby Nasution-Surya.