Jenderal Amerika Serikat (AS) mengatakan Militer China secara signifikan menjadi lebih agresif dan berbahaya selama lima tahun terakhir. Hal ini disampaikan saat kunjungannya ke Indonesia dalam rangkaian perjalanan ke Indo-Pasifik pada Minggu (24/7/2022). Perwira tinggi militer AS Mark Milley, mengatakan jumlah penyadapan oleh pesawat dan kapal China di kawasan Pasifik dengan AS dan pasukan mitra lainnya telah meningkat secara signifikan selama waktu itu. Pemerintahan Biden telah mengambil langkah-langkah untuk memperluas hubungan militer dan keamanannya dengan negara-negara Indo-Pasifik. Itu dilakukan sebagai bagian dari kampanye untuk membangun jaringan aliansi yang lebih kuat di halaman belakang China dan melawan pengaruh China yang semakin besar.
Awal tahun ini, AS menyetujui penjualan jet tempur canggih senilai 13,9 miliar dollar AS ke Indonesia. Di Jakarta Desember lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga menandatangani perjanjian untuk meningkatkan latihan angkatan laut bersama antara AS dan Indonesia. China telah mengutuk upaya AS untuk memperluas jangkauannya di kawasan itu, menuduh Amerika mencoba membangun “NATO Asia.” Dalam pidatonya di Singapura, Austin menolak klaim itu. “Kami tidak mencari Perang Dingin baru, NATO Asia atau wilayah yang terpecah menjadi blok-blok musuh,” katanya.
Pemerintahan Biden menganggap China sebagai “ancaman terus menerus” dan tantangan keamanan jangka panjang utama AS. Perjalanan Milley ke Indo-Pasifik sangat terfokus pada ancaman China. Dia akan menghadiri pertemuan kepala pertahanan Indo-Pasifik minggu ini di Sydney, Australia, di mana topik utamanya adalah pertumbuhan militer China yang meningkat dan kebutuhan untuk mempertahankan Pasifik yang bebas, terbuka dan damai. AS dan sekutunya juga khawatir jika perjanjian keamanan China-Kepulauan Solomon, yang ditandatangani pada April, dapat mengarah pada pembentukan pangkalan angkatan laut China di Pasifik Selatan.