Hubungan Taiwan dan China berada di titik terburuknya dalam beberapa dekade. Tapi, para pengamat ekonomi belum dapat melihat skenario terburuk apa yang mungkin akan terjadi dalam waktu dekat. Industri semikonduktor yang penting bagi perekonomian Taiwan tidak kena sanksi. Sementara blokade China terhadap Taiwan diperkirakan akan berakhir pada akhir pekan ini. Namun demikian, menurut Gedung Putih dan penilaian pengamat, bukan berarti perekonomian Taiwan dan pasar dunia bebas dari dampak memanasnya kawasan Indo-Pasifik. Tepatnya, setelah kunjungan ketua House of Representative Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan.
China menggelar latihan militer di sekeliling Taiwan dan telah dengan efektif menjadi blokade militer. Tapi, dampak ekonomi ketegangan militer mungkin akan terbatas bila China akhirnya menarik mundur kapal perang mereka sesuai jadwal, yakni pada akhir pekan ini. Beberapa maskapai pun telah melakukan penyesuaian dengan membatalkan penerbangan ke Taipei. Keluar masuk kapal yang saat ini terhenti diperkirakan akan segera kembali normal. Salah satu konsekuensi ekonomi jangka panjanganya, adalah kapal-kapal akan enggan berlayar di sekitar Taiwan.
Bidang lain yang juga dipantau adalah operasi siber China terhadap Taiwan. Selama bertahun-tahun, China dan sekutu-sekutunya dituduh menggelar serangan siber untuk mengganggu perekonomian dan masyarakat Taiwan. Sebagai bentuk keberatannya atas kunjungan Pelosi, dalam beberapa hari terakhir, China banyak menggelar serangan siber. Dengan ketegangan yang masih terus terjadi saat ini, diperkirakan bisnis AS juga rentan dari serangan siber China dan Rusia. Seperti yang telah terbukti beberapa tahun terakhir. Beijing pun telah mengumumkan akan memblokir beberapa barang impor seperti jeruk, ikan dan beberapa produk makanan lainnya dari Taiwan. Namun China menegaskan akan terus mengizinkan Taiwan mengimpor semikonduktor.