Kesiapan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk maju sebagai capres diprediksi akan mempercepat terbentuknya konstelasi politik menjelang Pilpres 2024. Kesiapan Ganjar juga diperkirakan akan mempercepat pembahasan mengenai pencalonan presiden di internal PDI-P, sebagai satu-satunya partai yang bisa mengusung capres tanpa berkoalisi. Ganjar mengatakan, terkait Pilpres 2024, ada dua realitas yang patut dilihat (19/10). Pertama, posisinya sebagai kader PDI-P sehingga harus menghormati proses politik internal partai. Begitu pula relasi yang sedang dibangun partai-partai politik perlu dihormati. Kedua, ada realitas sosial yang terlihat dari sejumlah hasil survei yang pasti dijadikan pertimbangan parpol dalam menentukan langkah menghadapi pilpres. Namun, ada konstitusi yang mengatur bahwa yang bisa mengusulkan capres adalah parpol atau gabungan parpol.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, pernyataan kesiapan Ganjar menjadi capres dapat memberikan kepastian bagi parpol-parpol yang selama ini telah memberikan dukungan, tetapi menjadi ragu karena tak pernah mendapatkan jawaban dari Ganjar. Yunarto menduga, sikap Ganjar juga akan mendorong perbincangan di panggung belakang PDI-P ihwal pencalonan presiden. Setidaknya bisa memicu diskusi tentang efek positif dan negatif bagi partai. Selain itu juga perhitungan dampak yang akan didapatkan PDI-P jika memilih menindaklanjuti atau tidak kesiapan Ganjar tersebut.
Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, maksud dari pernyataan Ganjar adalah bahwa setiap kader partai harus siap untuk menjalankan tugas apa pun demi bangsa dan negara. Hal itu hendaknya tidak dijadikan gimik politik karena, dalam disiplin kepartaian, semua kader harus siap ditugaskan. Sementara itu, pernyataan Ganjar disambut gembira Wakil Ketum PAN Yandri Susanto, karena menunjukkan bahwa keputusan PAN memilih Ganjar sudah tepat. Waketum PPP Arsul Sani juga mengatakan, pernyataan Ganjar siap maju pilpres merupakan sesuatu yang menarik, karena sejumlah DPW dan DPC memang telah mengusulkan untuk mengusung Ganjar. Walaupun demikian, baik PAN maupun PPP harus mempertimbangkan pendapat Partai Golkar.